Dalam Islam, kerja memililki nilai yang sangat besar.
Rukun Islam zakat dan haji tak mungkin di tunaikan bila tak memiliki harta. Dan
harta tak akan di punyai seseorang apabila ia tidak bekerja. Bekerja hukumnya
menjadi wajib, kecuali karena alasan tertentu yang di benarkan syariat. Agar
kerja seseorang memiliki kualitas amal yang terbaik, maka ia harus memiliki
etos kerja yang benar.
Etos kerja adalah nilai atau semangat yang mendorong
kerja seseorang, ia juga bias dikatakan sebagai jiwa atau ruhnya suatu amal.
Ajaran Islam banyak berisi anjuran, perintah, dan dorongan kepada umatnya untuk
meningkatkan etos kerja diantarannya ;
“Bekerjalah kamu, maka Allah dan RasulNya serta orang-orang beriman akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan di kembalikan kepada Allah yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata . . .” (QS. At- Taubah : 105)
“Bekerjalah kamu, maka Allah dan RasulNya serta orang-orang beriman akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan di kembalikan kepada Allah yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata . . .” (QS. At- Taubah : 105)
“Karena sesungguhnya orang yang paling baik kamu
ambil untuk bekerja adalah orang yang kuat (kemampuan dan keahlian sesuai
bidang pekerjaan) lagi dapat dipercaya (jujur dan tanggung jawab)” (Qs. Qashash
: 26 )
“Apabila telah di tunaikan sholat, maka bertebaranlah
kamu di muka bumi, dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah sebanyak–banyaknya
supaya kamu beruntung” ( Qs. Al Jumuah :10 )
“Sebaik-baik usaha adalah pekerjaan seorang laki-laki
yang di kerjakan dengan tangannya sendiri dan jual beli yang bersih”. (H.R
Ahmad)
“Tidaklah seseorang mengkomsumsi makanan itu lebih
baik, dari yang di hasilkan kerjannya sendiri, sebab Nabi Allah, Daud, memakan
makanan dari hasi kerjanya sendiri“. (H.R. Bukhari)
“Barang siapa pada malam hari merasakan kelelahan dari
upaya kedua ketrampilan tangannya di siang hari, maka diampuni dosanya.“ (H.R.
Thabrani)
“Sebaik - baik harta adalah harta halal yang ada di
tangan orang shalih (baik secara moral dan mampu mengelolah harta secara
ekonomis)” (H.R Iman Ahmad dari Amru bin al ‘Ash)
“Pedagang yang lurus dan jujur kelak akan tinggal
bersama para Nabi, shidiqin dan Syuhada”.(H.R Tirmidzi dan Al Hakim)
“Allah akan memerikan rahmat kepada seseorang yang
bekerja dari yang baik membelanjakan harta dengan hemat, dan dapat menyisihkan
kelebihan untuk menghadapi hari kefakirannya." (Muttafah ‘Alaih)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar